10 Hukum dalam
Disiplin Ke-5
PETER M. SENGE
1.
Masalah hari
ini besumber dari solusi kemarin
Kita sering
dibuat bingung untuk mencari tahu penyebab dari sebuah masalah, padahal
sebenrnya kita hanya perlu melihat kembali solusi yang pernah kita gunakan untuk
beberapa masalah masa lalu. Solusi terkadang hanya berpindah dari satu masalah
ke masalah lainnya. Orang yang mampu menyelesaikan masalah yang pertama,
biasanya masalah yang sama akan muncul kembali pada masalah yang baru.
Masalah memang
datang silih berganti. Suatu masalah belum terselesaikan terkadang datang
masalah yang baru yang tidak terduga. Dalam kindisi panic, biasanya seseorang
tidak mampu berfikir jernih. Dengan kondisi ini, orang sering lupa akan apa
yang pernah dilakukan di masa lampau. Masalah yang dihadapi hari ini terkadang
pernah kita hadapi di masa lalu. Sehingga, solusi yang pernah gunakan untuk
mnyelesaikan masalah masa lalu, sebenarnya dapat juga digunakan untuk
menyelasiakan masalah yang sedang dihadapi saat ini. Oleh karma itu, kita jangan
pernah melupakan masalah masa lalu. Sebab, di samping masalah masalah lalu
dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga, masalah masa lalu biasanya sering
terulang kembali di masa yang akan datang. Demikian pula solusi yang pernah
kita gunakan di masalah masa lalu, biasanya masih relevan dengan penyelesaian
masalah yang kita hadapi di masa yang akan datang. Sebagai contoh; Seorang
pimpinan organisasi menghadapi masalah kesulitan dalam mengarahkan stafnya,
namun dia mampu menyelesaikan masalah ini dengan baik. Suatu ketika pemimpin
tersebut memimpin organsiasi yang berbeda namun menghadapi masalah yang sama.
Maka solusi yang pernah diterapkan untuk menyelesaikan masalah pada organisasi
terdahulu, dapat pula diterapkan untuk menyelesaikan masalah pada organisasi
barunya.
2.
Semakin
keras anda mendorong, semakin keras anda terdorong
Seorang petani
yang rajin, tekun, dan selalu bekerja keras dan penuh semangat. Karena kerja
kerasnya, ia menjadi seorang petani yang sukses. Dengan kesuskesannya, ia
berhasil memperluas lahan dan meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Dengan
semakin luas lahan dan upaya untuk meningkat produktivas hasil pertanian, maka
semakin menuntut petani untuk lebih bekerja keras dan berfikir keras. Atau
seorang mahasiswa yang bekerja keras dan belajar sungguh-sungguh untuk menekuni
suatu disiplin limu. Maka, semakin keras ia belajar akan semakin banyak ilmu
yang perlu ia pelajari. Dengan demikian, akan menuntut ia untuk bekerja dan
belajar lebih keras dan lebih tekun lagi. Hukum kedua ini mengisyaratkan bahwa
semakin keras kita bekerja, maka akan semakin banyak tantangan atau pekerjaan
yang harus kita tangani.Oleh kaenanya, semakin
sukses seorang pemimpin, maka akan semakin berat tantangannya. Misalnya, Seorang yang sukses memmpin sebuah
organisai, maka tidak menutup kemungkinan ia akan dipromosikan pada jabatan
yang lebih tinggi. Dengan jabatan yang lebih tinggi, maka tanggungjawab dan
tantangan akan semakin tinggi pula. Untuk itu seorang pemimpin harus kreatif
menemukan ide-ide baru dan selalu mengup-date knowledge yang dimilikinya.
3.
Prilaku
tumbuh menjadi lebih baik, sebelum prilaku lebih jelek timbul
Banyak yang
saat ini berprilaku baik. Namun di kemudian hari ia mungkin berprilaku lebih
buruk daripada apa yang dilakukan saat ini. Seorang pejabat publik, hari
mengambil keputusan yang baik dan bermanfaat bagi masyarkatnya. Namun, karena
intervensi berbagai kepentingan, mungkin di saat yang berbeda dia mengambil
keputusan yang kontra-produktif. Hal ini umum dilakukan oleh seseorang. Baik sebagai
pemimpin organisasi, partai politik, atau dalam kawasan yang luas pemimpin
sebuah Negara. Teori hukum ketiga ini menggambarkan bahwa perilaku seseorang
dapat berubah-ubah setiap saat. Bisa saja saat ini berprilaku lebih baik, namun
di saat yang lain dia dapat saja berprilaku lebih buruk. Contohnya: Seorang
presiden, saat ini ia tidak menaikkan harga BBM, hal ini tentu saja baik
menurut pandangan sebagian masyarakat karena dapat meringankan beban
masyarakat. Namun, tidak menutup kemungkinan suatu ketika BBM akan dinaikkan
oleh sang presiden dengan pertimbangan penyelamatan ekonomi nasional. Keputusan
terakhir yang diambil oleh presiden tersebut sangatn kontra-produktif dengan
keputusan sebelumnya.
4.
Jalan keluar
yang mudah, biasanya mengarah kepada jalan kembali
Setiap akan
merasa nyaman bila mengenali masalah-masalah yang dihadapinya dan memecahkan
masalah tersebut dengan mudah dan sederhana, karena kita mengetahui apa yang
terbaik yang seharusnya kita lakukan. Terkadang orang begitu mudah menyelesaikan
masalah-maslah yang sulit. Namun, kesulitan menemukan jalan keluar untuk
memecahkan masalah-masalah sederhana. Untuk itu, cara berfikir sederhana
diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Seringkali terjadi
seseorang memperumit masalah-masalah yang sederhana atau bahkan banyak orang
yang menyederhanakan hal-hal yang paling sulit sekalipun. Sebagai contoh;
seseorang enggan menjadi pemimpin dari sebuah organisasi, karena membayangkan
begitu rumit dan sulitnya mengelola sebuah organisasi. Mulai dari mengelola
karyawan, keuangan, sampai dengan mengekspose organisasi ke luar. Padahal
sebenarnya, mengelola sebuah organisasi tidah sesulit yang ia bayangkan. Namun,
karena sejak awal ia telah berfikir sulit, maka dia tidak akan mampu berfikir
kritis dan kreatif. Sementara, ada orang yang selalu sukses dalam memimpin
sebuah oraganisasi. Karena, ia berfikir sederhana dan menyederhanakan hal-hal
yang mungkin sulit. Oleh karena itu, berfikir kompleks tidak selalu dibutuhkan
dalam memimpin sebuah organisasi. Bahkan, berfikir sederhana akan sangat
membantu mengatasi hal-hal yang rumit dan sulit.
5.
Obat bisa
jadi lebih buruk daripada penyakitnya
Seorang
alkoholisme, yang pada awalnya meminum alcohol karena untuk pergaulan, atau
meningkatkan rasa percaya diri, atau untuk mengatasi stress dengan minum
alcohol. Untuk jangka pendek, mungkin alcohol merupakan obat yang tepat untuk
mengatasi masalahnya. Namun untuk jangka panjang, karena kecanduan alcohol,
dapat menimbulkan penyakit dan penderitaan yang lebih parah. Berdasarkan
ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit sederhana seperti rasa
percaya diri, stress ringan ataupun demi pergaulan dapat diatas dengan terapi
kejiwaan. Namun, karena cara berfikir pragmatis dan praktis, seseorang
terkadang menempuh jalan pintas. Di mana sesungguhnya, jalan pintas atau obat
yang digunakan dapat menimbulkan penyakita lain yang lebih parah. Oleh karena
itu, obat yang digunkan bagi suatu
penyakit bias jadi lebih berbahaya daripada penyakit yang diobatinya.
6.
Percepatan adalah
perlambatan
Setiap
organisasi memiliki masa keemasan atau kejayaan pada masa tertentu. Namun, pada
hakikatnya setelah mencapai puncak kejayaan, maka akan datang masa redup dan
masa kemunduran. Setiap pemimpin organisasi ingin mencapai puncak kejayaan
secepat-cepatnya dalam upaya menciptakan prestasi yang sebaik-baiknya. Usaha
yang dilakukan seorang pemimpin tersebut adalah usaha percepatan. Namun pada
hakikatnya, usaha percepatan tersebut sesungguhnya adalah perlambatan dalam
sebuah organisasi. Karena sesungguhnya, semakin cepat mencapai puncak kejayaan,
maka akan semakin cepat menuju kepada perlambatan.
7.
Sebab dan
akibat tidak terkait dengan waktu dan ruang
Banyak orang
menganggap bahwa terjadinya sesuatu karena diakibatkan oleh sesuatu yang
terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Misalnya, penyalahgunaan
narkotika, pengangguran, terjadi kelaparan, atau merosotnya
penjualan. Hal ini menurut Peter M. Senge, gejala tersebut terjadi tidak
terkait dengan ruamg dan waktu. Sebab. fenomena penyalahgunaan narkotika,
kelaparan, pengangguran itu adalah fenomena yang terjadi di setiap negara dan
dari waktu ke waktu selalu ada
8.
Perubahan
kecil dan menimbulkan hasil yang besar, tetapi wilayah tertinggi sering kurang
jelas
Mengahadapi
suatu masalah, sering kali sulit untuk menemukan penyebab utamanya. Suatu
masalah yang sulit tentu ada penyebabnya. Namun terkadang orang sering berkutat
dengan persoalan mencari penyebab utamanya yang terkadang semakin dicari maka
akan semakin sulit menemukannya. Padahal, dengan usaha yang minimal terkadang
mampu mengatasi kesulitan yang paling kompleks sekalipun. Penyebab utama suatu
masalah, semakin kompleks maka akan semakin sulit ditemukan sehingga terkadang
penyebab masalah semakin tidak jelas. Sebagai contoh; seorang pimpinan perguruan
tinggi menghadapi mahasiswanya yang setiap hari melakukan aksi demonstrasi di
depan rektorat untuk menuntut sang rektor agar transparasi anggaran
kemahasiswaan. Sang rektor bingung dan pusing untuk menemukan siapa provokator
dan yang membocorkan alaokasi anggaran si perguruan tinggi yang ia pimpin.
Semakin banyak orang yang ditanya tentang provokator, semakin rector dibuat
bingung dan pusing karena informasi yang diharapkan tidak kunjung ditemukan.
Suatu hari, sang rektor mencoba mengunjungi seluruh secretariat unit kegiatan
mahasiswa. Dengan dialog dan ngombrol ringan sang rector dengan beberapa
mahasiswa yang ada di setiap secretariat, keesokan harinya dan seterusnya tidak
ada lagi demonstrasi di depan kantor rektorat. Berdasarkan peristiwa di atas,
dapat dipahami bahwa kurangnya komunikasi adalah penyebab utama terjadi aksi
demonstrasi mahasiswa. Dengan tersumbatnya saluran komunikasi antara mahasiswa
dan rector, menimbulkan saling curiga, saling tidak percaya,dan saling tidak
menghargai yang pada akhirnya terjadi aksi demonstrasi yang merugikan semua
pihak.
9.
Anda dapat
memiliki dan memakan kuemu, atau mungkin tidak sama sekali
Pimpinan sebuah
perusahaan, bekerja keras dan berfikir keras untuk mengembangkan perusahaannya.
Berbagai upaya telah dilakukan, seperti; menambah biaya produksi, meningkatkan
biaya promosi, merekrut karyawan dan sebagainya dengan harapan produksi
meningkat, penjualan meningkat dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan
perusahaan. Namun upaya sang pimpinan tidak meningkat keuntungan perusahaan,
bahkan sebaliknya perusahaan semaking hari, semakin merugi yang pada akhirnya
bangkrut. Kegagalan sang pimpinan dalam
memajukan perusahaan ternyata bukan disebabkan hal-hal yang bersifat materi
semata. Namun, ada hal lain yang kurang mendapatkan perhatian sang pimpinan
yaitu tidak satu visi antara pimpinan dan staf direksi serta para karyawan
dalam memajukan perusahaan yang ia pimpin. Di mana sang pimpinan menginginkan
perusahaan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, sementara staf direksi
dan para karyawan berorientasi bagaiman bekerja dan mendapatkan gaji
sebesar-besarnya. Tidak satu visinya antara pimpinan dan bawahan menyebabkan
tidak terjadinya sinergisitas di lingkungan perusahaan. Sehingga arah untuk
mengembangkan dan memajukan perusahaan tidak jelas dan sulit dicapai.
10. Membelah dua seekor gajah besar, tidak
menghasilkan dua ekor gajah kecil
Melihat gajah secara keseluruhan tidak berarti dapat memahami seekor
gajah secara utuh. Demikian pula dalam memandang sebuah organisasi, seorang
pimpinan organisasi tidak akan mampu mengelola sebuah organisasi dengan dengan
baik tanpa memahami bagian-bagian terkecil dari perusahaan tersebut. Dengan
memberdayakan dan memfungsikan komponen kecil namun penting dalam sebuah
perusahaan, maka masing-masing komponen tersebut akan berfungsi dan bekerja
maksimal yang pada akhirnya tujuan atau visi organisasi tersebut akan tercapai.
Dalam hal ini fungsi komunikasi dan interaksi antar komponen organisasi akan
sangat membantu dalam mengelola sebuah organisasi. Membelah dua seekor gajah
besar, tidak akan mengahsillkan dua ekor gajah kecil. Berdasarkan ungkapan
tersebut dapat dipahami bahwa tidak
selamanya apa yang kita ketahui secara teoritis dapat diaplikasi secara praktis.
Sebuah teori adalah merupakan arah atau pedoman dalam mengelolan sebuah
organisasi, namun dalam prakteknya seorang pimpinan organisasi harus mampu
mencipatakan ide-ide kreatif dan inovasi, serta pengembangan dari teori-teori
yang dipahami
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar